Judul :
HANA DAN PIANO LA
Penulis :
Firda Amelia Noor
Penerbit : DAR!
MIZAN
Cetakan :
Cetakan pertama Maret 2015
Tebal : 142
halaman
Firda Amelia Noor ini seorang
penulis yang masih duduk di bangku SMP. Ia bercita-cita untuk menjadi seorang
penulis dan pengacara. Kali ini ia menulis cerita horor yang berjudul HANA DAN
PIANO LA. Buku ini dibuat nya agar para pembaca dapat mengembangkan
imajinasinya. Saat saya membaca buku ini saya merasa bahwa saya berada dalam
cerita.
Buku ini menceritakan kisah Hana
Alisanwe yang berawal dari masalah kado ulang tahun. Hana yang memilih piano
sebagai hadiah ulang tahun nya, akhirnya dia
membeli piano nya itu. Akan tetapi, piano nya itu tidak mempunyai tuts
LA nya. Sebelum nya dia bermimpi seorang anak seusia Hana menabrak nya dan
bernama Willia Afiera. Tiba-tiba Hana mengucapkan mantra untuk memanggil arwah.
Setelah Hana membawa piano nya kerumah , ada
pesan yang bertinta hitam di atas cermin infiasinola nya. Hana merasa ketakutan,
Tiko adik Hana yang bisa membaca pikiran tau hana sedang ketakutan. Gabriela
adik Hana, ingin Hana memainkan piano nya, setiap nada yang diaminkan seperti
membawa Hana ke tahun 1989.
Pada hari ulang tahun nya semua teman sekolah
datang. Elsi teman barunya menginap di rumah nya. Pagi harinya mereka masuk
kelas , mereka berada di kelas 9B yang ternyata kedatangan murid baru yang
bernama Aurelia. Hana ketakutan melihat darah dibawah bangku Aurelia.
Bel istirahat berbunyi,semuanya
pergi ke kantin. Ternyata Aurelia tidak makan , suasana semakin dingin. Hana
semakin ketakutan. Elsi yang berada di sebelah bangku langsung mencairkan
suasana. Liona salah seorang murid terpandai di sekolah Percely melihat darah
di bawah bangku Hana dan Elsi. Terdengarlah suara misterius yang tak tahu dari
mana asal nya.
Hana berniat mencari informasi
tentang orang bernama Willia Afiera di Koran, buku sejarah, dan cermin
infiasinola. Ia anak dari seorang konglomerat terkenal bernama Willy Soklutero
yang ternyata mengidap penyakit setengah gila. Willia ,Eisi ,dan yang lainya
meninggal karena penembakan besar-besaran 1989. Peristiwa 1989 menjadi sangat
misterius.
Arwah Willia mendatangi Hana
menakutinya hingga membuat Hana sengsara. Sampai suatu ketika, Hana ingin
mengakhiri hidup nya. Usahanya terhenti karena Eisi membawanya ke tahun 1989.
Semua menjadi jelas. Akan tetapi, Willia masih mengganggunya. Dia muncul dan
membuat bus menabrak tiang listrik. Korban tewas diantaranya adalah ayah Hana. Gabriela,
Tiko, Hana, dan Elsi harus menerima takdir walau pedih.
Hana menemukan kunci dari buku
Wllia Afiera Diary.Hana membaca buku itu ,ia merasa kasihan kepada Willia. Ia
tertidur dan bermimpi aneh lagi. Dalam mimpinya dia melihat semua kejadian di
Koran dan buku diary. Dia terbangun, tenyata kunci itu disimpan oleh Wilsa adik
Willia. Wilsa menceritakan mengapa tuts LA itu hilang.
Hana harus menghentikan semuanya,
Hana berusaha melawan Willia tapi tak bisa. Elsi yang pada saat itu tak berdaya
menghalangi Hana dan langsung jatuh. Darah mengalir keluar dengan deras. Pada
saat itu lah Willia tak seseram tadi. Ia jatuh dan meminta maaf kepada Elsi
yang dulu adalah teman nya. Elsi dan Willia yang sebenarnya adalah arwah sedikit
demi sedikit menghilang.
Hana, Tiko, dan Gabriela pergi ke
makam kota untuk mengunjungi makam-makam. Setelah itu Hana merasa sepi, tak ada
teman. Liona berusaha mem-bantunya. Ternyata ada dua murid baru dikelas nya,
itu adalah Willia dan Elsi. Hana percaya bahwa Willia dan Elsi akan menjadi
teman yang menyenangkan.
Saat membaca buku ini pembaca akan
terhanyut ke dalam cerita. Cerita yang seram membuat buku ini lebih menarik.
Kadang-kandang ceritanya membuat kita ingin menangis tapi ada juga yang membuat
tertawa. Di dalam buku ini juga kita dapat menemukan pesan penulis.
Akan tetapi, pembaca akan bingung
pada awal nya ,karena buku ini tidak seperti novel biasa ,pada bab 1 tidak ada
pengenalan tokoh. Jadi, pembaca akan mengenal tokoh saat sudah membaca banyak
halaman.
Ada beberapa kesalahan juga,
seperti kesalahan kata, penulisan, nama ,dll. Seperti pada halaman 11, 12, 43,
44, 52 , 54. Selain itu kata tetapi dan tapi yang seharusnya kata pertentangan
intra kalimat di tulis pada awal kalimat . seperti pada hal 11, 33, dst.
Buku ini baik untuk di baca oleh
kalangan remaja yang menyukai kisah horor karena di dalam nya adalah cerita
horor yang membuat pembaca takut dan terhanyut ke dalam cerita. Di dalam nya
juga banyak pesan yang bisa kita ambil .Buku ini tidak baik di baca oleh
anak-anak karena akan memberikan kesan buruk bagi anak-anak seperti menjadi
penakut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar